Scratch Junior adalah platform pemrograman visual yang dirancang khusus untuk anak-anak dan pemula. Dengan antarmuka berbasis blok, Scratch memungkinkan pengguna membuat cerita interaktif, animasi, dan game tanpa perlu menulis kode secara manual. Blok-blok kode yang dapat disusun seperti puzzle ini memudahkan anak-anak memahami konsep dasar pemrograman, seperti perulangan (loop), kondisi (if-else), dan urutan instruksi (sequence). Pendekatan ini mendorong anak-anak untuk berpikir secara logis dan menyusun langkah-langkah yang tepat dalam menyelesaikan suatu proyek.
Salah satu keunggulan Scratch dalam melatih computational thinking adalah kemampuannya mengajarkan konsep dekomposisi dan algoritma. Anak-anak diajak memecah proyek besar menjadi langkah-langkah kecil yang dapat diatur dengan blok kode. Misalnya, ketika membuat animasi, mereka harus memikirkan gerakan karakter, efek suara, dan interaksi yang terjadi. Hal ini memperkenalkan anak-anak pada proses berpikir yang terstruktur dan sistematis, yang merupakan inti dari computational thinking.
Selain itu, Scratch juga mendorong kolaborasi dan berbagi hasil karya melalui komunitas online. Anak-anak dapat mempelajari pola dan teknik dari proyek orang lain, mengadaptasinya, atau membuat variasi baru. Dengan bereksperimen dan memecahkan masalah yang muncul selama proses pengkodean, anak-anak dilatih untuk berpikir kreatif dan menemukan solusi yang efektif. Secara keseluruhan, Scratch bukan hanya alat yang menyenangkan, tetapi juga sarana pembelajaran yang kuat dalam membangun keterampilan berpikir komputasional sejak dini. Ini dia contoh penerapan computational thinking ala Yayasan Gerceb, jangan lupa kunjungi artikel lain untuk informasi menarik lainnya : https://yayasangerceb.org/blog/
Sumber :